Posko Nasional ESDM Siap Pantau Kondisi pada Periode Hari Raya Idul Fitri
By Admin
nusakini.com--Menjelang Hari Raya Idul Fitri, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali menyelenggarakan Posko Nasional ESDM Hari Raya Idul Fitri 2018 dan menunjuk Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sebagai koordinator posko. Posko Nasional ESDM akan memulai masa kerjanya pada H-15 s.d. H+13 Idul Fitri yaitu pada tanggal 31 Mei 2018 s.d. 28 Juni 2018.
"Tim posko akan memantau setiap hari, dengan dibagi menjadi 2 shift, bertempat di BPH Migas. Rencana pemantauan langsung lapangan difokuskan ke daerah-daerah infrastruktur sektor-sektor ESDM termasuk objek vital Nasional serta jalur terkait penyediaan dan pendistribusiannya," jelas Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa di Kantor BPH Migas, kemarin.
Bidang-bidang yang dipantau oleh Posko Nasional ini antara lain Bahan Bakar Minyak (BBM), baik subsidi maupun nonsubsidi, gas LPG 3 kilogram, Jaringas Gas Kota (jargas), listrik, dan geologi. Namun, titik berat pemantauan akan dilakukan pada BBM dan LPG 3 kg.
"Yang mesti kami betul-betul perhatikan adalah untuk BBM Jamali, non Jamali, juga JBKP, dan LPG 3 kg. Di luar itu relatif aman. Contohnya listrik, karena listrik itu, selama menjelang Idul Fitri, mulai tgl 8-20 Juni itu Insya Allah semua kantor dan pabrik akan tutup, jadi listrik akan turun, berkisar sampai 20%. Kalau untuk Pulau Jawa mungkin sampai 30%," ujarnya.
Meskipun diprediksi aman, namun Ifan menekankan agar PLN tetap memantau kelistrikan di daerah-daerah terpencil. "Tapi kita sampaikan kepada PLN ini yang perlu dipantau daerah-daerah terpencil. Jangan sampai masyarakat di desa-desa yg mau melaksanakan Lebaran tidak hidup listriknya. Biasanya itu di distribusinya, kalau beban puncak malah turun," lanjut Ifan.
Terkait dengan BBM, puncak konsumsi BBM akan terjadi pada saat arus mudik, yakni pada H-6 dan H-2, serta pada arus balik H+4 dan H+8.
"Karena masa masa libur ini panjang, kami sudah analisis memang terjadi 2 kali pada saat arus mudik dan arus balik. Ini khusus utk BBM Gasoline. Kalau utk solar puncaknya di H-6 terjadi kenaikan 56%, yakni mencapai 55.122KL. Tetapi karena ada kebijakan mobil truk tidak boleh lewat, maka terjadi penurunan yg drastis pada hari H Idul Fitri, turun mjd 14.205 KL," tutur Ifan.
Untuk melayani masyarakat, Kementerian ESDM telah berkoordinasi dengan Pertamina dan AKR Corporindo untuk memberi tambahan pelayanan BBM, di luar SPBU yang sudah ada.
"Untuk tambahan di luar SPBU yang ada, Pertamina akan mengoperasikan Serambi Pertamax sebanyak 13 layanan, KiosK Pertamax 60 layanan, motoris kemasan sebanyak 200 unit, kantong BBM 105, dan mobil dispenser 16 unit. AKR juga akan mengoperasikan 3 layanan Kiosk kemasan, kalau bisa kami minta tambah lagi sampai 10 layanan. Kita juga mengundang Shell dan Total untuk buka kios-kios, ini akan membantu masyarakat," ujar Ifan.
Di samping itu, Jargas, menurut Ifan, diprediksi aman, dan cadangan LPG 3 kg sudah ditambah sekitar 17% dari rata-rata cadangan harian. "Kalau untuk jargas semua aman. PGN dan Pertagas Niaga menyampaikan semua aman. Sosialisasi keamanan kepada masyarakat tidak ada masalah di sana. Pertamina juga sudah mengamankan LPG 3 kg, cadangannya sudah disiapkan untuk dinaikkan sekitar 17%, dari rata-rata harian 23.124 metrik ton dinaikkan mjd 27.000 metrik ton. Selama masa satgas Ramadhan dan Idul Fitri, Pertamina menjaga ketahanan stok LPG pada level aman dengan rata - rata 17,6 hari, di atas ketetapan Pemerintah sebesar 11 hari," tambahnya.
Sementara untuk upaya antisipasi bencana geologi, Badan Geologi telah memiliki aplikasi Magma di mana masyarakat dapat memantau kondisi Gunung berapi dan kebencanaan geologi secara langsung. Selain itu, tim geologi juga membentuk Tim Tanggap Darurat Bencana Geologi , membuat Peta Sebaran Titik Rawan Gerakan Tanah pada jalur jalan di Pulau Jawa, Pulau Sumatera, dan Sulawesi Utara, Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah, serta laporan/tanggapan dan rekomendasi teknis penanggulangan bencana geologi.(p/ab)